Indonesia - Papua - Pasifik - Australia (foto Doc Baliem Net) |
"Mereka adalah negara-negara berdaulat. Khususnya terkait Kepulauan Solomon, negara itu berhak mengangkat persoalan West Papua sebagai negara berdaulat juga, dan Australia tidak berada dalam posisi yang baik untuk menganjurkan mereka hal berbeda,” ujar Dr. Firth.
Pernyataan Ryamizard di Forum 2+2 antarkedua negara di Bali belum lama ini, seperti dilansir RNZI, meminta Canberra agar bicara ke Honiara agar tidak mencampuri urusan West Papua.
Hal itu dikritik sebagai salah paham oleh peneliti dari Universitas Nasional Australia, Program Society and Governance in Melanesia, Stewart Firth kepada RNZI, Selasa (1/11/2016).
"Mereka adalah negara-negara berdaulat. Khususnya terkait Kepulauan Solomon, negara itu berhak mengangkat persoalan West Papua sebagai negara berdaulat juga, dan Australia tidak berada dalam posisi yang baik untuk menganjurkan mereka hal berbeda,” ujar Dr. Firth.
Andhyta Firselly Utami, Master Kebijakan Publik di Harvard Kennedy School, di dalam opini kritiknya yang dilansir rappler.co minggu lalu, mengatakan diplomasi Indonesia soal “kedaulatan” dan “integritas nasional” tidak akan menguntungkan Indonesia.
“Hal yang sama akan dikatakan negara-negara lain juga, padahal isu Papua sudah melampaui logika ini. Pembatasan terhadap organisasi seperti Amnesty Internasional dan Palang Merah Internasional di Papua adalah bukti kemunafikan Indonesia di dalam negeri terkait isu HAM,” ujarnya. (*)
Sumber. http://tabloidjubi.com/artikel-1380--jakarta-salah-paham-hubungan-australiapasifik.html
0 comments:
Post a Comment