Aksi Demo Damai AMP di Kota Kolonial, Yogyakarta, memperingati 01 Juli sebagai hari Proklamasi Kemerdekaan West Papua., 01 Juli 2014. |
Kaki dingin,
Aspal berlumut,
Tangan keram,
Mulut tak bertaring,
Jiwa terpenjara,
Semua karena saya takut,
diam memenjarahkan diri sendiri,
membiarkan semua hegemoni mengalahkan Tuhan.
Padahal, saya sebut diri cinta Tuhan,
saya anak Tuhan, apalah gunanya.
Megapon tak menusuk telinga,
kata dalam spanduk luntur perlahan,
trali besi hanya menjadi panggung mimpi,
Sementara kita ada dalam penindasan nyata,
Kalau saja surga bisa dibeli,
kalau saja tak ada kematian,
dan tak ada cinta kasih,
Maka, untuk apa saya hidup.
Apakah benar,
apakah sudah tak ada lagi,
membiarkan Jalanan membeku,
itu rel Revolusi kawan,
Salam Revolusi,
Kita harus mengakhiri,
Persatuan tanpa batas,
perjuangan sampai menang.
Berjalan bersama Roh Tuhan,
bersama harapan rakyat dan bangsa,
bersama leluhur Revolusioner,
bersama semangat.
Tarik tali komando,
pasang daya full batrei megapone,
ukir tulisan spanduk, poster,
hias diri Revolusi,
hamburkan lembaran kebenaran,
Di sana ada titik nol,
di sana ada asap,
di sana ada buah bibir,
di sana ada pembuktian,
Tuhan akan mengarahkan pandangan dunia,
di sana ada kejayaan rakyat dan Bangsa.
Lawan! Lawan! Lawan!
Salam Pembebasan,
Salam Revolusi!
Papua Merdeka.
Salam erat sahabat Revolusioner,
Numbay, 6 April 2016
Penulis adalah Biro Politik AMP Komite Pusat
Sumber; www.ampnews.org
0 comments:
Post a Comment